Wednesday, August 26, 2009

PUEEENATTTTTT!!!!!!!!

Alhamdulillah, selesai jugak Kem hafazan di ABIM, sesuai  dengan apa yang di harapkann oleh guru2. Cobaan, yang besar untuk mengajar budak2 kecik kat 'ABIM. Insaf  pulak, aku ni waktu kecik2 dulu. Kesian, cikgu2 yang mengajar aku waktu lepas. Ya Rozzaq, perluaskanlah rezeki mereka dengan rahmatmu, dan perliharalah mereka di bawah berkahmu
Foreign Advisory 1430 H















Monday, August 24, 2009

sebuah kisah untuk kita hayati

Mau gelas atau sungai ?

Ada seorang murid yang sedang dilanda masalah. Mungkin masalah keluarga, masalah ekonomi, ataupun masalah pacarnya. Intinya masalah tersebut membuatnya sedih, sering melamun. Sang Guru yang bijaksana melihat muridnya mengalami keadaan demikian juga merasa prihatin. Beliau mengajak muridnya berdialog. Kemudian setelah berdialog, sang guru menyuruh mengambil 1 gelas air dan segenggam garam.

Sang guru berkata,”Coba kau masukan garam yang ada ditanganmu itu semuanya.” Sang murid pun melaksanakannya. Dan kemudian guru itupun memerintahkan lagi , “ Coba engkau minum air tersebut, dan bagaimana rasanya.” Sang murid pun meminumnya dan hampir saja dia memuntahkannya. “Asin sekali .., Guru!” jawab muridnya. Sang guru pun tertawa….”Emang enakkkkk”!

Kemudian sang guru mengajak muridnya ke sungai dengan membawa garam. “Coba kau masukan garam itu, kemudian minum airnya,” perintah gurunya. Murid tersebut kemudian melarutkan garam yang ada ditangannya dan kemudian meminumnya.

Sang guru bertanya, “Bagaimana rasanya, asin..?” “Segar, guru,” jawab muridnya.

Sang guru tertawa kecil dan berkata,”Segala masalah atau beban yang kau hadapi, seumpama segenggam garam yang kau bawa tadi.Tuhan telah mengqadarkan masalah itu kepada manusia. Semua orang kadang dan pasti mendapat masalah. Dan rasa asin itu adalah suasana hatimu yang sedih atau menderita. Dan hatimu itu mau kau jadikan gelas atau sungai ini ? Jika kau mau menjadikannya seperti sungai, tentu rasa asin atau penderitaan yang engkau hadapi tidak terasa. Oleh karena itu jadikan hati ini berlapang dada dengan mengembalikan masalah kita kepada Tuhan.”

 

www.luthfi679.blogspot.com